Jawa Pos, 7 September 2014 |
Bagi petualang medan tanjakan, lokasi yang satu ini wajib masuk wish list Anda. Namanya Puncak Haleakala yang terletak di Pulau Maui, Hawaii, AS. Inilah rute tanjakan yang disebut-sebut sebagai yang terpanjang di dunia dengan pemandangan gunung berapi semiaktif.
HALAEKALA dalam bahasa setempat berarti House of The Sun atau rumah matahari. Nama itu menunjukkan betapa tingginya Puncak Haleakala yang tampak menembus awan dari kejauhan. Sekitar 75 persen daratan Pulau Maui terbentuk dari luapan lava gunung tersebut. Mitos menyebutkan, di sanalah tempat bersemayam salah satu dewa masyarakat tradisional Hawaii yang menahan agar matahari tak segera tenggelam.
Ketinggian Haleakala sekitar sepertiga dari puncak tertinggi di dunia Mount Everest di pegunungan Himalaya. Puncak Haleakala berada di ketinggian 10.023 kaki atau 3.055 meter. Atau terpaut beberapa ratus meter dibandingkan Gunung Semeru di Jawa Timur: 3.676 meter.
Dulu ketinggian Haleakala diperkirakan sekitar 3.900 meter, tapi terkikis akibat erosi.
Tanjakan menuju Haleakala banyak menarik minat penggemar sepeda dari berbagai negara. Mereka datang untuk berpetualang mulai dari titik pinggir pantai dengan rute terus menanjak secara konstan hingga ke puncak gunung, termasuk bersepeda menembus awan. Mulai dari suhu hangat perlahan menuju suhu yang terkadang bikin menggigil.
Rute tanjakan beraspal Haleakala disebut sebagai yang terpanjang di dunia: 56,5 km! Lebar jalan cukup dilalui dua mobil untuk dua arah naik dan turun.
Rata-rata kemiringan (gradient) memang “hanya” 5,5 persen. Mendekati puncak, ada bagian yang mencapai 14 persen. Namun, dengan rute tanjakan yang begitu panjang, otot kaki dituntut bertarung melawan “siksaan” secara konstan selama (perkiraan konservatif) empat-lima jam. Ditambah lagi, oksigen semakin tipis menjelang puncak. Kekuatan bisa turun 25-30 persen. Kondisi stamina harus prima karena risiko dehradasi juga menjadi lebih tinggi.
“Angka keramat” untuk total waktu tempuh menuju puncak adalah tiga jam. Bagi yang punya jam terbang tinggi, mereka berlomba untuk menembus waktu di bawah tiga jam. Yang lain rata-rata empat-lima jam. Disarankan memakai tiga gir (triple crank) di depan agar lebih leluasa mengatur kecepatan dan kenyamanan.
Pemegang rekor tercepat hingga saat ini Ryder Hesjedal, pembalap profesional asal Kanada. Lima tahun lalu, dia mencatat waktu 2 jam 32 menit untuk mencapai puncak.
Haleakala menjadi lokasi event tahunan bertajuk Cycle to The Sun (Bersepeda Menuju Matahari). Diawali tahun 1980-an, ajang ini sempat mati suri selama bertahun-tahun sebelum akhirnya menggeliat lagi pada 2001. Itu setelah hak penyelenggaraannya dibeli Kalima O Maui, salah satu lembaga nirlaba tertua di Pulau Maui.
Enam tahun terakhir, penyelenggaraannya dikelola Donnie Arnoult, mantan pemilik Vegas Professional Cycling Team. Tahun ini kegiatannya berlangsung pertengahan Juli lalu yang dimenangkan pembalap lokal dengan catatan waktu 2 jam 47 menit, atau berkecepatan rata-rata 20,7 km per jam. ’’Saya pernah mengikuti beberapa lomba di Asia dan UK, termasuk triathlon di berbagai negara. Tapi, event di sini memiliki kombinasi terbaik antara lokasi, suasana, serta hiburan pasca lomba,’’ungkap James, salah seorang peserta Cycle to The Sun, dalam situs ajang tersebut.
Perjalanan menuju puncak setidaknya dapat dibagi tiga bagian. Bagian pertama, titik start biasanya di Kota Paia yang terletak di dekat pantai. Di sinilah kemiringan 4-6 persen dimulai. Sepanjang 11 km menuju Kota Makawao, kita masih bisa menikmati suasana pinggiran kota. Ada gereja yang berdinding batu, sekolah, toko, pabrik gula hingga hamparan kebun tebu.
Bagian kedua, setelah menginjak titik 14,5 km, suasananya berganti lingkungan peternakan. Pohon-pohon tinggi juga masih tampak di sepanjang pinggir jalan. Mendekati ketinggian 1.070 meter di dekat Crater Road, atau titik 22,5 km, di situlah lokasi yang pas untuk mengisi perbekalan kita. Pastikan dua botol minuman kita cukup untuk mencapai visitor center (pusat pengunjung) terdekat, sekitar 14 km lagi dan terletak di ketinggian 2.130 meter. Dengan kondisi tanjakan yang tiada habisnya, pastikan Anda tidak mengalami dehradasi.
Di Crater Road, kita bisa menikmati sedikitnya 22 belokan tajam (switchback) nan indah. Banyaknya belokan buta ini menjadi salah satu daya tarik perjalanan menuju Puncak Halaekala. Dari atas, belokan itu terlihat seperti lipatan berlapis-lapis.
Bagian ketiga rute adalah selepas visitor center pertama hingga titik puncak. Di sini nyaris tidak ada lagi pohon tinggi. Kebanyakan semak-semak. Suhu terasa lebih dingin, angin juga mulai kencang menerpa. Visitor center pertama itu sekaligus penanda dimulainya wilayah Taman Nasional Haleakala. Dari sini kita akan kembali menikmati liukan delapan switchback lagi. Visitor center berikutnya berada di ketinggian 2.969 meter, disusul yang terakhir di puncak sekaligus menandai “titik finis” di ketinggian 3.055 meter.
Lokasi favorit para penakluk Haleakala adalah papan tanda ketinggian 10.000 kaki. Sambil mengangkat sepeda, mereka berfoto di dekat papan itu. Rasanya tentu sangat puas, mampu menaklukkan salah satu lokasi legendaris di dunia. (okta heri fandi)
No comments:
Post a Comment